Pusat Kesehatan TNI semula bermula bernama Pusat Kesehatan ABRI. Dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima ABRI Nomor : Kep/A/496/1968, tanggal 11 September 1968, pada awalnya Puskes ABRI adalah kepanjangan dari Pusat Pemeliharaan Kesehatan ABRI.
Puskes ABRI dibentuk ketika pemerintah dan Rakyat Indonesia sedang giat-giatnya mengadakan konsolidasi, membenahi segala aspek kehidupan bangsa, baik dalam segi sosial, politik, ekonomi, keamanan dan sebagainya. Untuk itu diperlukan landasan kesatuan dan persatuan agar semua sektor dapat bekerja secara terintegrasi mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan. Lahirnya Puskes TNI sekaligus merupakan wujud integrasi dilingkungan ABRI yang sebelumnya telah ditandai dengan penghapusan Menteri Intern Angkatan Darat/Kepolisian dan berubah menjadi Menhankam/Pangab.
Puskes ABRI mengemban tugas pokok membantu Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima ABRI dalam merumuskan kebijakan umum dan pokok dibidang pembinaan Kesehatan ABRI dengan segala unsurnya, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan tersebut.
Berbekal tekad dan Idealisme dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada segenap anggota ABRI/POLRI waktu itu, Puskes ABRI dibangun dari NOL, diawal pendiriannya, Puskes ABRI berkantor disebuah kamar berukuran kecil, satu ruangan dengan Detasemen Kesehatan (Denkes) di Komplek Departemen Pertahanan dan Keamanan, di Jalan Merdeka Barat No. 13-14, Jakarta Pusat.
Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. Satrio ditunjuk sebagai Kapuskes ABRI pertama berdasarkan Surat Keputusan Menhankam/Pangab Nomor Kep/A/496/1968 tanggal 11 Desember 1968. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, beliau dibantu oleh personil-personil yang berasal dari Angkatan dan Polri. Dalam perkembangannya Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. Satri kemudian dikenal sebagai perintis terbentuknya Puskes ABRI yang sekarang bernama Puskes TNI.
Dengan Surat Perintah Menhankam/Pangab Nomor Prin/E/319/XI/1970, tanggal 18 Nopember 1970, jabatan Kapuskes ABRI diserah terimakan dari Mayjen TNI Prof. Dr. Satrio kepada Mayjen TNI Dr. Suyoto, beliau menjabat Kapuskes dari 1 Juli 1970 sampai dengan 1 Januari 1971.
Selanjutnya Jabatan Kapuskes ABRI ini diserah terimakan kepada Laksamana Muda TNI Dr. Sutrisno berdasarkan Surat Keputusan Menhankam/Pangab Nomor Kep/E/352/ V/1971, tanggal 5 Mei 1971. Beliau menjabat Kapuskes ABRI dari 1 Januari 1971 sampai dengan 1 Maret1973. Pada masa kepemimpin beliau, Kantor Puskes ABRI dipindahkan ke Jalan Abdul Rachman Saleh I No. 44 Jakarta Pusat, bersebelahan dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.
Sebagai Kapuskes ABRI keempat adalah Marsekal Muda TNI Dr. Soejoso Sumodimejo yang bertugas dari 1 Maret 1973 sampai dengan 1 Mei 1977.
Jabatan Kapuskes kemudian dilanjutkan oleh Mayor Jenderal TNI Dr. A. Hasan dari tanggal 1 Mei 1977 sampai dengan 1 Mei 1979.
Kemudian Kapuskes ABRI keenam dijabat oleh Mayor Jenderal TNI Dr. Kurnia Natadisastra yang menjabat dari tahun 15 Mei 1979 sampai dengan Mei 1985.
Dilanjutkan Brigadir Jenderal TNI Dr. P. Pasaribu sebagai Kapuskes ABRI ketujuh, yang bertugas dari tanggal 5 Mei 1985 sampai dengan 1 September 1990. Pada masa kepemimpinan Beliau Kantor Puskes ABRI dipindahkan ke Gedung Ignatius Adi Sutjipto lantai V, VI dan VII Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur.
Kemudian dilanjutkan oleh Kapuskes ABRI kedelapan yaitu, Brigadir Jenderal TNI Dr. H. M. Mushadi dari tanggal 1 Setember 1990 sampai dengan 8 April 1993.
Dari tanggal 20 Maret 1993 sampai dengan 3 Oktober 1996 Kepemimpinan Puskes ABRI dijabat oleh Kapuskes kesembilan yaitu, Bigadir Jenderal TNI Dr. H. Djaelani.
Kemudian Jabatan Kapuskes ABRI selanjutnya dipegang oleh Laksamana Pertama TNI Dr. H. Harijanto Mahdi, Sp.THT, Sp.KL yang bertugas dari tanggal 3 Oktober 1996 sampai dengan tanggal 1 Oktober 2000.
Dilanjutkan oleh Brigadir Jenderal TNI Dr. Krismanto PS, Sp.RM sebagai Kapuskes ABRI kesebelas dari tanggal 1 Oktober 2000 sampai dengan 1 Juli 2002. Semasa kepemimpinan Beliau terjadi Reformasi diberbagai sendi kehidupan yang berdampak kepada perubahan Struktur Organisasi Puskes ABRI menjadi bernama Puskes TNI.
Sejak tanggal 1 Juli 2002 sampai 1 Pebruari 2003 dijabat oleh Kapuskes TNI keduabelas yaitu, Marsekal Pertama dr. Sumarsisto, Sp.B. Kemudian sejak tanggal 3 Pebruari 2003 berdasarkan Skep/30/II/2003 tanggal 3 Pebruari 2003, Kapuskes TNI dijabat oleh Marsekal Pertama TNI dr. A. Hidayat, Sp.B, MARS dan pada tahun 2006 dinaikan pangkatnya lebih tinggi menjadi Marsekal Muda TNI, semenjak saat itu jabatan Kapuskes TNI kembali lagi menjadi Bintang Dua, setelah itu dijabat oleh Laksamana Muda TNI dr. Imansyah Ali, Sp.PD berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor : Kep/253/V/2008 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI tanggal 29 Mei 2008, Kapuskes TNI dijabat oleh Mayor Jenderal TNI dr. Heridadi,M.Sc, dan pada pertengahan tahun 2010 Kapuskes TNI di jabat oleh Marsekal Muda TNI dr. Mariono R, Sp.OG, Sp.KP sampai dengan sekarang.
Pengabdian Puskes TNI berawal sejak Puskes ABRI dibentuk tahun 1968. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kapuskes ABRI, antara lain memantapkan organisasi, membuat piranti lunak, peraturan dan lain-lain. Seperti yang masih relevan sampai saat ini adalah penetapan Tingkat Rumah Sakit ABRI, penetapan kemampuan, jumlah personil, kualifikasi personil dsb (Skep Menhankam Pangab tahun 1980). Penetapan integrated used hospital, petunjuk anggota ABRI, LKB ABRI, Bakorkes ABRI dan lain-lain, yang tertata rapi sampai kedaerah, pelopor dalam Program KB, Kependudukan dan kesehatan, Standarisasi Alkes Rumah Sakit ABRI, Modernisasi alkes dalam meningkatkan dukungan kesehatan matra, seperti Alkeslap eks Inggris dan juga keikut sertaan batalyon kesehatan dalam misi pedamaian PBB atau pengiriman personil keluar negeri untuk tugas dan training. Adalah Perjalanan pengabdian Puskes dalam meningkatkan profesionalisme personil Kesehatan ABRI selama ini.
Saat ini, dukungan kesehatan operasional adalah core business Puskes TNI. Seperti dukungan kesehatan operasional terhadap kondisi Darurat Sipil di Maluku dan situasi Darurat Militer di Nangroe Aceh Darussalam. Dimana Puskes TNI bertugas memberikan dukungan kesehatan terhadap prajurit TNI agar senantiasa siap dalam menjalankan tugas pertahanan negara.
Perang konvensional mungkin saja akan ditinggalkan. Perang insurgensi, anti gerilya, perang moderen, perang dengan biologi, perang dangan kimia dan lain-lain. Perlu mendapat pertimbangan TNI dimasa mendatang. Bioterorisme dengan kuman antrax, smallfox dan lain-lain memerlukan perhatian yang serius Puskes TNI sebagai benteng pertahanan dalam menjaga keutuhan NKRI masih relevan untuk masa mendatang.
Kembali dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai bagian dari prajurit TNI. Personil Puskes TNI tidak lepas dari kebijakan dan strategi yang dirumuskan dalam tugas TNI yaitu :
a. Membangun postur kekuatan.
b. Membina kekuatan personil, materiil dan latihan.
c. Penggunaan kekuatan untuk operasi bantuan
d. Membangun kerjasama militer atas dasar confidence building measure
Tidak ada komentar:
Posting Komentar